Kamis, 26 Juli 2012

Membuat Virtual Machine Pada VMware Workstation 8.0

Setelah bingung mau nulis artikel apa dan sudah terpikirkan mau nulis "langkah-langkah instalasi Debian 6.0 (squeeze)", saya pun memulainya dengan membuat Virtual Machine pada VMware yang saya miliki. Namun saya jadi berpikir, "kenapa nggak nulis langkah-langkah membuat Virtual Machine ?" dan jadilah tulisan ini, selamat membaca :-D.

1. Siapkan VMware Workstation terbaru ( versi 8.0.2 ) baik diatas sistem operasi Ubuntu maupun Windows. Pada tulisan ini, saya menggunakan VMware Workstation diatas sistem operasi Ubuntu.

2. Jalankan VMware Workstation, pada Ubuntu klik Applications | System Tools | VMware Workstation.

3. Untuk membuat Virtual Machine baru, pilih File | New Virtual Machine atau dapat juga dengan menekan tombol ctrl+n

4. Akan muncul wizard untuk membuat virtual machin. Terdapat 2 pilihan yaitu, typical dan custom. Letak perbedaannya adalah jika kita memilih typical Vmware hanya menanyakan beberapa hal yang penting saya, seperti kapasitas harddisk, jenis sistem operasi yang akan kita install di virtual machine. pilihan ini sangat recommend untuk pemula, lainhalnya jika kita memilih custom, kita dapat memilih hardware compatibility, jenis SCSI dan pilihan-pilihan yang spesifik lainnya. Agar tidak bingung, kita pilih typical :-D

5. Langkah selanjutnya, VMware akan menanyakan darimana kita akan menginstall system pada virtual machine tersebut. Jika kita memilih dari physical drive maupun ISO, VMware akan menditeksi apakah DVD/CD maupun ISO yang kita masukan memungkinkan untuk melakukan easy install, jika VMware tidak dapat menditeksi sistem operasi pada DVD/CD maupun ISO yang kita miliki,. Saya terbiasa memilih pilihan yang ke-3 dan melakukan instalasi ketika sudah selesai dengan pembuatan Virtual Machine tersebut.


6. Jika kita memilih pilihan yang ketiga, kita dapat mendefinisikan jenis sistem operasi yang akan kita install pada Virtual Machine tersebut. Kita bisa saja memilih Linux dengan Versi SUSE Linux Enterprise 11 64-bit kemudian menginstall Windows di dalam Virtual Machine tersebut. Secara prinsip hal itu tidak masalah, namun pemilihan jenis sistem operasi yang akan kita install menentukan jenis virtual hardware beserta drivernya yang akan disediakan oleh VMWare. Jadi alangkah baiknya jika kita memilih jenis sistem operasi yang akan kita install sesuai dengan apa yang nanti akan di install diatas Virtual Machine.

7. Selanjutnya adalah penamaan dari Virtual Machine yang akan kita buat, biasanya saya memberi nama sesuai dengan fungsi dari Virtual Machine tersebut. Sebagai contoh jika Virtual Machine ini diperuntukan untuk Webserver, maka saya akan memberinya nama Virtual Machine tersebut Webserver-01. Ini semua tergantung selera anda :-D.

8. Dibagian Ini, VMware akan menanyakan berapa besar harddisk yang akan dimiliki oleh Virtual Machine tersebut. Biasanya VMware menentukan berapa harddisk yang recommend untuk sistem operasi yang kita definisikan pada poin 6, walaupun kita bisa menentukan sesuka hati :-D, jika kita memilih 20 GB untuk harddisk virtual, file VMDK tersebut tidak akan langsung sebesar 20 GB, ukurannya akan sesuai dengan data yang terdapat pada Virtual Machine tersebut.

Disana juga terdapat pilihan Store Virtual Disk as Single File atau Split Virtual Disk as Multiple Files. Jika kita memilih Store Virtual Disk as Single File, maka harddisk  virtual yang dimiliki oleh Virtual Machine hanya memiliki 1 file yang berjenis VMDK, hal ini menyulitkan jika kita file tersebut akan di copy ke harddisk/flashdisk. Bayangkan file VMDK sebesar 20 GB dipindahkan ke harddisk pasti memakan waktu yang cukup lama dan menyita resource. Lainhalnya jika kita memilih Split Virtual Disk as Multiple Files, VMware akan membuat beberapa file untuk harddisk, buat yang suka download film pasti paham istilah split yang harus digabung dengan program hjsplit. Seperti itulah kurang lebihnya :-D

9. Terakhir, VMware akan mengkonfirmasi ulang dengan konfigurasi dari Virtual Machine yang akan kita buat, kita dapat mengubah kapasitas RAM, jenis network adapter dengan memilih Customize Hardware. Disini saya menambahkan kapasitas RAM menjadi 2048 MB ( 2 GB ) serta mengubah jenis network dari NAT menjadi Bridge, agar sistem operasi yang terdapat pada Virtual Machine dapat terhubung langsung dengan perangkat jaringan yang terdapat di fisik komputer/server.

Jika sudah, klik Finish dan jalankan Virtual Machine yang baru kita buat :-D

Selamat mencoba.


Sabtu, 21 Juli 2012

Kisah Dari Sebuah Rutinitas

Tak terasa sudah 2 bulan saya bekerja di Excellent Infotama Kreasindo. Sebuah rutinitas barupun terjadi. Rutinitas Tangerang - Bekasi, Bekasi - Tangerang. Walaupun tidak setiap hari, namun sebagian besar kegiatan saya di Excellent Infotama Kreasindo ya itu, lama di jalan :-P.

Semuanya berjalan seperti bagaimana semestinya. Saya bangun jam 6 (walaupun tidur lagi sampai jam setengah 7 :-P), siap-siap lalu berangkat dan pulang lagi jam 5 sore dari Bekasi. Tidak ada yang aneh dengan rutinitas baru saya tersebut, namun semuanya berubah sejak pagi ini. Saya baru sadar bahwa rutinitas saya ini bisa menjadi inspirasi kehidupan saya.

Saya ke Bekasi naik bus. Menunggu bis bukan perkara mudah, kebetulan saya naik bis Agra Mas dengan jurusan Bekasi Barat, selain bis tersebut lebih nyaman alasan lain mengapa saya tidak memilih jurusan Bekasi Timur karena jurusan Bekasi Barat lebih cepat :-D. Hari ini sepertinya membuka pikiran saya bahwa bekerja bukan hanya untuk uang, namun bekerjalah untuk jiwamu. Hari ini saya awali bangun jam 6 walaupun lewat setengah jam :-P lalu siap-siap, singkat cerita saya sudah naik angkot dari rumah saya, ketika saya hampir dekat dengan halte, ternyata bis Agra jurusan Bekasi Barat sudah berhenti di halte tersebut dengan percaya diri saya yakin bahwa bis itu akan terkejar. Ternyata tidak, angkot yang saya tumpangi berjalan cukup sangat pelan sehingga bis itupun pergi semakin jauh. Saya turun di halte tersebut dan naik angkot jurusan Cikokol - BSD, sayapun bilang ke supirnya bahwa saya sedang mengejar bis tersebut dengan maksud agar ia agak mempercepat lajunya. Alih-alih menambah lajunya, supir angkot tersebut malah lama sekali jalannya. Sayapun kesal dan meminta berhenti di halte yang lainnya dengan nada agak ketus. Cobaan itu belum usai. Menunggu bis itu bukan perkara mudah, berulang kali saya harus menggelengkan kepala untuk menolak angkot/bis lain yang sudah pasti tidak akan saya naiki, termasuk bis AJA yang jurusan Tangerang - Bekasi. Saya berpikir bahwa nanti juga ada bis Agra dibelakangnya dan perkiraan saya tepat, dari kejauhan terlihat 2 bis merah melaju. Bis yang paling depan adalah bis Murni Jaya dan dibelakangnya bis Agra Mas jurusan Bekasi Timur. Bis Murni Jaya tersebut berhenti tepat didepan saya, lalu saya berjalan agak kebelakang untuk naik Agra yang tepat dibelakangnya, sial benar nasib saya pagi itu, ternyata bis Agra tersebut belok ke kanan untuk menghindari bis Murni Jaya dan melaju cepat. Kesabaran saya mulai habis, ingin sekali saya marah-marah kepada supir Murni Jaya, tapi apa daya itu memang cara mereka mencari nafkah. singkat cerita datanglah bis Agra jurusan Bekasi Barat, dengan tampang gembira dan riang saya menaiki bis tersebut. Sesampainya di pintu tol Tangerang ketika saya mempersiapkan earphone untuk mendengarkan musik, sang supirpun bersuara "maap ibu-ibu, bapak-bapak. Pindah aja yah, koplingnya nyangkut jadi giginya nggak bisa dipindahin". Akhirnya saya turun dan naik bis Agra jurusan Bekasi Timur.

Pada kehidupan nyata. Jika pergi kebekasi dianalogikan sebagai cita-cita saya dan bis yang akan saya naiki adalah kesempatan untuk mencapai cita-cita tersebut. Saya sadar bahwa ada yang salah dengan cara saya menjalani rutinitas tersebut, mari kita tinjau, kesempatan untuk saya sampai kebekasi sudah terbuka 3 kali, yang pertama adalah bis Agra jurusan Bekasi Barat yang tidak dapat saya naiki karena terlalu percaya diri bahwa itu akan terkejar & saya tidak perlu terburu-buru, kedua adalah bis Agra jurusan Bekasi Timur yang pergi meninggalkan saya karena saya salah menggambil keputusan untuk berjalan kearah yang salah dan yang ketiga adalah bis AJA jurusan Bekasi, jika saja saya tidak bersikukuh untuk naik bis Agra, saya pasti dapat datang lebih pagi sampai Bekasi.

Sehingga diperjalanan pulang dari Bekasi saya mencoba introspeksi diri dengan apa yang saya alami hari ini, jangan-jangan kejadian serupa pernah terjadi di keadaan yang lainnya. Untuk itu, selagi ingat apa salahnya kita lakukan secepatnya.

Minggu, 08 Juli 2012

Menambahkan Font pada Ubuntu 11.04

Menambahkan font pada ubuntu sama halnya dengan menambahkan font pada sistem operasi windows, tinggal copy-paste :-D. Pertanyaannya, dimanakah harus kita menaruh file font pada ubuntu ? Silakan simak langkah-langkahnya dibawah ini.

Untuk menambahkan font pada ubuntu, kita dapat membuat folder untuk menyimpan font yang nantinya akan dikenali oleh Ubuntu sebagai tempat untuk menempatkan file font yang ingin kita tambahkan.
Pertama buka nautilus dan buat folder bernama .fonts di /home/<username anda>/


Lalu anda dapat memindahkan file font yang sudah anda download kedalam folder tersebut.



Selanjutnya anda dapat melihat apakah font sudah dikenali oleh Ubuntu, pilih System pada toolbar menu, pilih Preferences | Appearance, lalu pilih tab Fonts. Check, apakan font yang anda masukan sudah dikenali atau belum.


Pada tulisan kali ini saya memasukan font Segoe pada Ubuntu 11.04 saya dan sudah dapat dikenali :-D

Semoga bermanfaat :-D